>
Artikel Lainnya
Showing posts with label Istri kepada Suami. Show all posts
Showing posts with label Istri kepada Suami. Show all posts

13 ADAB ISTERI TERHADAP SUAMI YANG PATUT KITA KETAHUI


1.   Semasa suami bercakap hendaklah isteri diam mendengarnya dan jangan suka menyampuk atau memotong cakapnya.

2.     Bila suami marah hendaklah isteri mendiamkan diri, jangan suka menjawab. Sikap suka menjawab, bertekak dan menegakkan kebenaran sendiri akan menambahkan lagi kemarahan suami. Jangan terkejut jika suami angkat kaki meninggalkan rumah berhari-hari atau tidak mahu bertegur sapa dengan anda sebagai denda di atas kedegilan anda sebagai isteri. Sebaliknya, kalau suami kembali ke rumah jangan disambung atau diulang-ulangi cerita lama. Sambutlah suami dengan senyuman kasih sayang dan bersegeralah meminta maaf. Jangan kita tunggu suami meminta maaf dengan isteri, jatuhlah martabat keegoannya selaku seorang lelaki.

3.      Kadang-kadang si suami sengaja suka mengusik isterinya. Bila dia menyakiti hati isteri hendaklah banyak bersabar, jangan cepat merajuk. Merajuk adalah sifat orang yang tidak matang dan seperti perangai keanak-anakan. Cuba kita perhatikan perangai kanak-kanak, mereka akan cepat menjerit bila ada sesuatu yang tidak kena tambahan pula kalau yang menegurnya itu ibunya sendiri.

4.  Bila kuku, misai dan janggutnya panjang hendaklah segera dipotongkan (jika panjang janggutnya lebih dari segenggam).

5.    Jika dia berhajat sesuatu hendaklah isteri cepat bertindak. Bangun segera bila disuruh. Jangan melengah-lengahkan kemahuannya supaya tidak mencetuskan kemarahan atau rasa tersinggung dihatinya.Jangan isteri buat acuh tak acuh, hatinya akan kecewa dan menandakan isteri sudah tidak taat padanya.

6.       Hendaklah memasak mengikut kesukaan suami bukannya ikut selera isteri. Kalau suami suka makan gulai kari atau masak lemak cili api, janganlah kita masak lauk asam pedas atau ikan goreng. Suami akan gembira bila seleranya ditepati.

7.       Apabila pakaian suami koyak atau tercabut butangnya hendaklah segera dijahit. Jahitlah dengan secantik yang boleh supaya pakaian itu kelihatan kemas dan cantik. Jangan dibuat sambil lewa kerana jahitan tersebut akan melambangkan peribadi isteri samada ikhlas atau terpaksa. Semua suami akan berasa bangga jika pakaiannya dijahit sendiri oleh jari-jemari halus isterinya, sekurang-kurangnya dapat menampung ekonomi rumahtangga.

8.       Sentiasa sediakan barang-barang keperluan di dalam poket baju dan seluar suami iaitu sikat, celak, cermin kecil, minyak wangi dan kayu sugi. Tidak menjadi kesalahan seandainya si suami menolak segala persediaan tersebut tetapi sekurang-kurangnya sediakanlah minyak wangi dan kayu sugi.

9.       Bila bertembung kehendak suami dan anak-anak, dahulukanlah kehendak suami, begitu juga dengan kehendak ibu ayah. Sekiranya suami ingin dilayan hendaklah ditaati meskipun isteri berada di dalam keadaan letih. Melayani suami merupakan satu pahala besar keatas setiap isteri.

10.   Apabila menggunakan harta suami ataupun duit yang hendak kita hadiahkan kepada ibu bapa maka mintalah izin darinya terlebih dahulu. Jangan beri dahulu kemudian baharu diberitahu kepadanya. Siapa tahu mungkin wang itu amat diperlukan sedangkan isteri sewenang-wenangnya telah menghadiahkan kepada orang lain, suami dapat pahala sedangkan isteri tidak dapat apa-apa. Sebenarnya meminta izin itu ialah sebelum melakukan sesuatu tindakan bukannya setelah perkara itu berlaku diberitahu. Ini silap sebenarnya tapi kes-kes seperti inilah yang sering berlaku di kalangan para isteri.

11.   Sentiasa berada di dalam keadaan bersih dan kemas ketika suami berada di rumah. Isteri hendaklah berada di dalam keadaan berwangi-wangian supaya hatinya senang untuk bersenda gurau dengan isterinya. Ketahuilah bahawa bersenda gurau antara suami isteri juga merupakan salah satu ibadah yang diredhai oleh Allah swt.

12.   Air minum suami hendaklah sentiasa disiapkan jangan sampai dia minta biarpun sekadar air masak sejuk. Sebaik-baiknya sediakanlah minuman panas seperti kopi, teh atau susu. Kalau boleh sediakan makanan ringan seperti kuih-muih dan biskut. Hal ini juga dapat mengelak anak-anak dari membeli makanan ringan di kedai yang tidak mengandungi zat di samping tidak terjamin kebersihannya.


13.   Hendaklah isteri sentiasa menghormati dan memuliakan keluarga suami. Bersikap ramah-tamahlah dengan keluarganya dan bersabarlah di atas segala tindakan mereka walaupun kita kurang menyukai.

Syurga yang tak dirindukan

Belum lama ini ramai perbincangan tentang sebuah film yang mengangkat tema tentang poligami. Tema yang mungkin sedikit sensitif bagi sebagian orang. Semenjak penayangan perdananya di pertengahan Juli lalu, pesan yang ingin disampaikan oleh film yang diangkat dari novel laris ini akhirnya menuai pro dan kontra.

Di antara yang memberikan opini kontra terkait pesan dari tulisan Asma Nadia ini adalah Adi Supriadi atau dikenal dengan nama Haddad Assyarkhan. Selain menulis, beliau juga aktif sebagai Trainer dan Public Speaker. Dalam tulisannya yang dimuat dalambersamaislam, Ahad (26/07/2015) beliau memberikan ‘kritik cinta’ untuk Asma Nadia. Berikut tulisnya:

Kritik Cinta Untuk Perlawanan Poligami Asma Nadia

Oleh: Haddad Assyarkhan

Kata-kata indah ini keluar dari bibirnya “Asma Nadia” melalui akun twitternya, sebuah kata-kata indah yang sesat menyesatkan.

Jika cinta membuat seorang perempuan setia pada satu laki-laki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?”

Kata-kata indah ini bahasa halus dari Penolakan Terhadap Poligami yang dalam Al Qur’an dihalalkan Allah SWT. Seperti halnya kaum liberalis sekuler, bahasa menjebak itu sungguh indah tapi menyesatkan. Mau contoh:

Sebelum kau menjilbabkan kepala, kau harus menjilbabkan hati dulu, agar jilbab tak ternodai dan karena iman itu datang dari hati bukan dari kepala.

Sungguh indah kan kalimatnya, coba tilik sekilas benar nggak? Saya yakin anda menjawab benar, dimana benarnya? Iman itu memang dari hati bukan kepala, dan apabila hati berjilbab maka perilaku akan baik. Itulah logika kaum SEPILIS (Sekuler, Pluralis, Liberalis ), laknatullah ‘alaih.

Dampak buruknya, banyaklah remaja tidak mau menutup aurat hanya karena merasa belum mampu untuk menjilbabkan hatinya. “Ah, aku mah sekarang menjilbabkan hati dulu aja,” kekacauan Syariat terjadi, kekacuan Aqidah pun terjadi.

Coba buka Al Qur’an, ada nggak perintah Allah SWT untuk menjilbabkan hati dulu baru menjilbabkan kepala hingga dada? Jawabannya NGGAK ADA. La wong perintahnya juga menutup kepala hingga dada.

Ini yang saya katakan kesesatan berfikir kaum liberalis sekuler laknatullah ‘alaih. Dari kesesatan berfikir menjadi kesesatan Syariah dan Aqidah. Kufur kepada perintah Allah SWT.

Lalu, apa hubungannya dengan Asma Nadia sang Aktivis Dakwah dengan novel dan filmnya? Apakah Asma Nadia seorang Liberalis Sekuler? Saya tidak mengatakan itu.

Mari kita lihat, ungkapan Asma Nadia 17 Desember 2012 silam adalah bentuk perlawanannya terhadap poligami dimana lelaki yang berpoligami dianggap tak memiliki cinta dan tak memiliki kesetiaan. Seharusnya lelaki yang penuh cinta dan kasih sayang dan setia itu tidak menduakan istrinya dengan poligami. (COBA BACA SEMUA NOVEL ASMA NADIA, hampir yang temanya dengan 2 wanita pasti pesannnya mirip seperti ini).

Lalu, apakah Nabi SAW bukan pria yang penuh cinta dan kasih sayang? Lalu apakah Nabi SAW lelaki yang tidak setia? Toh Nabi punya istri lebih dari satu dengan jalan poligami. Okelah jangan pakai Nabi contohnya, terlalu tinggi. Apakah ulama-ulama salafush shalih yang istrinya lebih dari satu itu tidak penuh cinta dan tidak setia? Apakah Syeikh Abdul Qadir Zailani yang istrinya 4 dengan 44 anaknya adalah lelaki yang tidak setia.

Okelah ulama salaf ketinggian juga kalo jadi contoh. Kita tanyakan yang kontemporer aja. Apakah Aa Gym lelaki yang tidak setia? Apakah Arifin Ilham lelaki yang tidak ada rasa cinta? Lalu apakah ustadz-ustadz di gerakan Islam di Indonesia atau Partai Islam yang istrinya lebih dari satu tidak memiliki cinta dan kesetiaan?

Waw… cinta dan kesetiaan hanya milik wanita khususnya hanya Asma Nadia kalau begitu.

Asma Nadia lupa dengan ungkapan penyair Jerman “Goethe” yang berbunyi “Tak Selamanya Wanita Itu Setia dan Tak Selamanya Lelaki itu Menyeleweng”.

Sebagai counselor yang menangani banyak curhat dan permasalahan rumah tangga, justru saya menemukan banyak kasus wanita lebih mudah tergoda untuk berselingkuh ketimbang pria.

Harusnya pertanyaan Asma Nadia yang ini “Kenapa Cinta Tidak Bisa Membuat Lelaki Bertahan Dengan Satu Perempuan?” ditanyakan langsung kepada Nabi SAW biar puas mendapatkan jawabannya. Karena pertanyaan ini bentuk pertanyaan lain sebagai bentuk kekecewaan pada Tuhan yang bunyinya begini:

“Tuhan, Aku kok bisa setia dengan cinta yang ku miliki, tetapi mengapa dia yang memiliki cinta yang sama sepertiku tapi masih ingin mencintai wanita lain? Engkau tidak Adil Tuhan.. tidak adil.. Lebih baik aku tak merindukan Syurga-Mu daripada aku menderita karena cinta, mungkin Neraka-Mu lebih baik asal dia hanya mencintai aku saja.”

Astaghfirullah. Naudzubillahimindzalik.

Kesesatan berfikir yang menjerumuskan ummat dalam penyimpangan aqidah. Syetan itu terkadang lebih halus bahkan saking halusnya Anda berubah tanpa merasakan perubahan itu.

(fauziya/muslimahzone.com)

Suami Kerja,Isteripun Kerja ! Bagaimana Keluarga?

Oleh : Ustadz Fatih Karim

Suami Kerja,Isteripun Kerja ! Bagaimana Keluarga?
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Suami gaji 4 juta, istri gaji 3 juta, total penghasilan keluarga 7 Juta.
Kalau istri berhenti kerja, penghasilan keluarga tetap 7 juta. Karena Rezeki istri melalui suami. Dengan beragam cara bila Allah sudah berkehendak.
Bisa Suami naik gaji
Bisa Bisnis Suami sukses.

Jadi bagi para istri yang masih kekeuh bekerja dengan alasan nanti penghasilan keluarga berkurang, Apakah para Istri lupa bahwa ada Allah yang menjamin Rizki buat Suami yang akan diberikan ke keluarga?

Tugas utama seorang Isteri adalah "Ummu Warobatul Bait " ibu dan pengatur Rumah Tangga. Jika tugas utama ini terabaikan dengan aktifitas mubahnya dalam bekerja maka hukum bekerja menjadi tidak diperbolehlan. Karena jika hilang fungsi isteri dan seorang ibu maka kehancuran generasi sudah menjadi suatu kepastian, karena merka adalah madrasatul ula (pendidikan pertama dan utama) bagi anak- anaknya.
Semoga bermanfaat.

Sumber: www.IslamicStore.co.id yg diedit dan ditambahkan

Pemanasan Sebelum Jima

Adab 'Pemanasan' Sebelum Jima' Berdasarkan Hadist Nabi

#Jima’ adalah kebutuhan #suami #istri, bukan hanya salah satunya. #Kepuasan dalam #jima’ juga hak keduanya, bukan hanya milik suami. Mengingat kaum wanita umumnya lebih ‘dingin’ dan lama dalam proses pendakian menuju puncak, Islam mengajarkan para suami untuk tidak langsung memulai jima’ sebelum melakukan pemanasan.

Sedikitnya ada tiga langkah pemanasan yang bersumber dari #hadits:

1. Kata-kata mesra

  “Janganlah salah seorang dari kalian menjima’ istrinya seperti binatang ternak mendatangi pasangannya. Tetapi hendaklah ada ar rasuul antara keduanya.” Ditanyakan kepada beliau, “Apakah ar rasuul itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ciuman dan kalimat-kalimat obrolan (mesra)” (HR. Ad Dailami)


Sebelum melakukan jima’, dahuluilah dengan kata-kata romantis. Kata-kata yang mesra. Rasulullah, di hari-hari biasa saja memanggil Aisyah dengan humaira, yang pipinya kemerahan. Betapa beliau sangat romantis, apalagi ketika hendak ‘bercinta’ bersama istri.

Kata-kata romantis dan mesra ini yang pertama akan mencairkan suasana dan membuat rileks. Tingkatan kata-kata yang lebih mesra selanjutnya akan membuat tubuh yang rileks mulai ‘memanas’ serasa dipanggil untuk tidak hanya bermain kata.

2. Ciuman

  Kamar Pengantin“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. Tirmidzi)


Jika kata-kata melahirkan imajinasi dan emosi, maka ciuman lebih ‘terasa’ bagi istri. Detak jantung menjadi lebih cepat, nafas menjadi tak teratur, dan hasrat jima’ pun mulai timbul.

Dalam bab ini, ciuman tidaklah sebatas bibir bertemu bibir.

3. Sentuhan

Jika kata-kata mesra adalah pemanasan dengan ucapan dan ciuman adalah pemanasan dengan bibir, pemanasan yang lainnya adalah dengan tangan; sentuhan.


Imam Abu Hanifah ditanya oleh muridnya tentang suami yang memegang kemaluan istrinya atau istri memegang kemaluan suaminya (sebagai pendahuluan jima’), beliau menjawab, “Tidak masalah, bahkan saya berharap ini akan memperbesar pahalanya.” (Tabyin al-Haqaiq).

Demikian 3 Langkah ‘Pemanasan’ dari Hadits Nabi. Langkah kedua dan ketiga tidak harus berurutan. Wallahu a’lam bish shawab.

Tata Cara Jima' atau Bersenggama Menurut Islam


Islam adalah agama yang mulia dan memuliakan. Ia menjunjung tinggi akhlak dan etika. Setiap perbuatan baik di dalam Islam, pastilah ada tuntunan adabnya. Demikian pula dengan jima’.

Adab di dalam jima’ bukan hanya membuat hubungan suami istri lebih intim, tetapi juga menjadikan kenikmatan dunia itu sebagai ladang pahala. Menjalankan adab-adab jima’ bukan hanya membawa kebahagiaan bagi suami dan istri, tetapi juga mendatangkan keberkahan bagi keluarga dan keturunan yang ditakdirkan Allah lahir dari proses tersebut.

Berikut ini 10 tatacara jima’ / Bersenggama suami istri Berdasarkan Islam:
Ilustrasi kamar suami sitri (foto designiteriorarticle.com)
1. Bersih Diri dan berwudhu
Mengkondisikan tubuh bersih (dengan mandi dan gosok gigi) adalah bagian dari adab jima’ sekaligus membuat suami atau istri lebih tertarik. Sebaliknya, tubuh yang tidak bersih cenderung mengganggu dan menurunkan daya tarik.

Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

2. Memakai parfum/wewangian
Wewangian adalah salah satu sunnah Nabi. Beliau bersabda: “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi).

Bagi istri, memakai parfum/wewangian yang dianjurkan adalah saat-saat seperti ini, bukan pada waktu keluar rumah yang justru dilarang Rasulullah.

“Perempuan manapun yang menggunakan parfum kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya maka dia seorang pezina” (HR Ahmad)

Yang perlu diperhatikan di sini ialah, aroma atau jenis wewangian yang dipakai hendaknya yang disukai suami atau istri. Sebab, ada suami atau istri yang tidak menyukai aroma wewangian tertentu. Wewangian yang tepat membuat hasrat suami atau istri semakin meningkat.

3. Shalat dua raka’at
Adab ini terutama bagi pengantin baru. Sebagaimana atsar Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu yang menasehati pengantin baru agar mengajak istrinya shalat dua raka’at terlebih dahulu ketika memulai malam pertama.

4. Berdandan dan berpakaian yang disukai suami atau istri
Adakalanya istri malu memakai pakaian minim yang disukai suaminya. Padahal dalam sebuah hadits disebutkan “Sebaik-baik istri kalian adalah yang pandai menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat. Yakni keras menjaga kehormatan dirinya lagi pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR. Ad Dailami).

Senada dengan hadits itu, Muhammad Al Baqir, cicit Husain bin Ali menjelaskan: “Sebaik-baik wanita diantara kalian adalah yang membuang perisai malu ketika menanggalkan pakaian di hadapan suaminya dan memasang perisai malu ketika ia berpakaian kembali.”

Hadits dan maqalah ini juga menjadi dalil bahwa di dalam jima’, suami istri boleh menanggalkan pakaian dan tidak haram melihat aurat masing-masing.

5. Jima’ di tempat tertutup
Islam mengatur kehidupan umat manusia agar kehormatan dan kemuliaannya terjaga. Demikian pula dengan jima’. Ia harus dilakukan di tempat tertutup, tidak diketahui oleh orang lain meskipun ia adalah anak atau keluarga sendiri. Karenanya saat anak berumur 10 tahun, Islam mensyariatkan untuk memisahkan kamar anak-anak. Kamar anak laki-laki terpisah dari kamar anak perempuan.

Bagaimana jika anak masih kecil dan tidurnya bersama orang tua? Pastikan ia tidak melihat aktifitas suami istri tersebut. Caranya bisa Anda berdua yang pindah kamar.

6. Berdoa sebelum jima’
Yakni membaca doa:


بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari syetan, dan jauhkan syetan agar tidak mengganggu apa (anak) yang Engkau rezekikan kepada kami” (HR. Bukhari dan Muslim)


7. Melakukan mubasharah, ar rasuul, foreplay, atau pemanasan
Hendaknya suami tidak langsung ke inti, tetapi ada mubasharah/ar rasuul/ foreplay terlebih dulu.

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. Tirmidzi)

Ada tiga langkah foreplay atau pemanasan sebelum berjima' yang bersumber dari hadits Nabi. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

8. Membawa ke puncak, saling memberi hak
“Apabila salah seorang diantara kamu menjima’ istrinya, hendaklah ia menyempurnakan hajat istrinya. Jika ia mendahului istrinya, maka janganlah ia tergesa meninggalkannya.” (HR. Abu Ya’la)

9. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika mau mengulangi
“Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim)

10. Mandi besar (janabat) setelah jima’

Demikian 10 Adab tata cara Jima’ atau bersenggama | Berhubungan Intim menurut Islam yang disarikan dari berbagai sumber,

---= Silahkan di Share dan Memberi Manfaat buat semua Sahabat Muslimah =---

Kisah‬ seorang istri yang bisa membuat suaminya tergila-gila padanya




Seorang Ayah bercerita pd anak perempuannya, 

Suatu hari seorang wanita tua diwawancarai oleh seorang presenter dalam sebuah acara tentang rahasia kebahagiaannya yang tak pernah putus.
Apakah hal itu karena ia pintar memasak? Atau karena ia cantik? Atau karena ia bisa melahirkan banyak anak, ataukah karena apa?
Wanita itu menjawab :
“Sesungguhnya rahasia kabahagiaan suami istri ada di tangan sang istri, tentunya setelah mendapat taufik dari Allah. Seorang istri mampu menjadikan rumahnya laksana surga, juga mampu menjadikannya neraka.
Jangan Anda katakan karena harta!
Sebab betapa banyak istri kaya raya namun ia rusak karenanya, lalu sang suami meninggalkannya.
Jangan pula Anda katakan karena anak-anak!
Bukankah banyak istri yang mampu melahirkan banyak anak hingga sepuluh namun sang suami tak mencintainya, bahkan mungkin menceraikannya.
Dan betapa banyak istri yang pintar memasak.
Di antara mereka ada yang mampu memasak hingga seharian
tapi meskipun begitu ia sering mengeluhkan tentang perilaku buruk sang suami.”
Maka sang peresenter pun terheran, segera ia berucap:
“ Lantas apakah ‪#‎rahasia‬ nya?”
Wanita itu menjawab:
“ Saat suamiku marah dan meledak-ledak, segera aku diam dengan rasa hormat padanya. Aku tundukkan kepalaku dengan penuh rasa maaf.
Tapi janganlah Anda diam yang disertai pandangan mengejek, sebab seorang lelaki sangat cerdas untuk memahami itu.”
“ Kenapa Anda tidak keluar dari kamar saja?” tukas presenter.
Wanita itu segera menjawab:
“Jangan Anda lalukan itu! Sebab suamimu akan menyangka bahwa Anda lari dan tak sudi mendengarkannya. Anda harus diam dan menerima segala yang diucapkannya hingga ia tenang.
Setelah ia tenang, aku katakan padanya;
'Apakah sudah selesai?'
Selanjutnya aku keluar….
sebab ia pasti lelah dan butuh istirahat setelah melepas ledakan amarahnya.
Aku keluar dan melanjutkan kembali pekerjaan rumahku.”
“ Apa yang Anda lakukan? 
Apakah Anda menghindar darinya dan tidak berbicara dengannya selama sepekan atau lebih?” tanya presenter penasaran.
Wanita itu menasehati:
“ Anda jangan lakukan itu, sebab itu kebiasaan buruk. Itu senjata yang bisa menjadi bumerang buat Anda.
Saat Anda menghindar darinya sepekan sedang ia ingin meminta maaf kepada Anda, maka menghindar darinya akan membuatnya kembali marah.
Bahkan mungkin ia akan jauh lebih murka dari sebelumnya.”
“ Lalu apa yang Anda lakukan?” tanya sang presenter terus mengejar.
Wanita itu menjawab:
“ Selang dua jam atau lebih, aku bawakan untuknya segelas jus buah atau secangkir kopi, dan kukatakan padanya,
Silakan diminum.
Aku tahu ia pasti membutuhkan hal yang demikian, maka aku berkata-kata padanya seperti tak pernah terjadi sesuatu sebelumnya.”
“ Apakah Anda marah padanya?” ucap presenter dengan muka takjub.
#‎Wanita‬ itu berkata:
“Tidak.
Dan saat itulah suamiku mulai meminta maaf padaku dan ia berkata dengan suara yang lembut.”
“Dan Anda mempercayainya?” ujar sang presenter.
Wanita itu menjawab:
“Ya. Pasti. Sebab aku percaya dengan diriku dan aku bukan orang bodoh.
Apakah Anda ingin aku mempercayainya saat ia marah lalu tidak mempercayainya saat ia tenang?”
“Lalu bagaimana dengan harga diri Anda?” potong sang presenter.
“Harga diriku ada pada ridha suamiku dan pada tentramnya hubungan kami.
Dan sejatinya antara suami‬ istri‬ sudah tak ada lagi yang namanya harga diri.
Harga diri apa lagi ?!!!
Padahal di hadapan suami Anda, Anda telah lepaskan semua pakaian Anda!”

Copas [Cuplikan dari statusnya Ustadz Fairuz Ahmad]
Like dan Share Semoga lebih banyak yang mendapatkan manfaat.
Terimakasih

Jangan Menerima Tamu Lelaki Ketika Suami tidak di Rumah




 

 

tamu laki-laki 


Tanya tadz, bagaimana sikap istri kalau ada tamu pria ke rumah sedangkan suami lagi tidak ada?
Dari Yusuf
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Rumah keluarga adalah rumah kemuliaan dan kehormatan. Allah perintahkan kedua suami istri saling menjaganya. Terutama istri, yang secara khusus Allah perintahkan agar menjaga amanah di rumah suaminya. Karena istri adalah rabbatul bait (ratu di rumah suaminya), yang bertugas menjaga rumah suaminya.
Diantara ciri wanita shalihah, Allah sebutkan dalam al-Quran,
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
Sebab itu wanita yang salehah, adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. (QS. an-Nisa: 34).
Dan upaya wanita menjaga kehormatan dirinya, harta suaminya, dan rumahnya, merupakan hak suami yang menjadi kewajiban istri.
Jabis Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, dalam haji wada’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallammenyampaikan pesan dalam khutbahnya,
فَاتَّقُوا اللَّهَ فِي النِّسَاءِ ، فَإِنَّكُم أَخَذتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللَّهِ ، وَاستَحلَلتُم فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ ، وَلَكُم عَلَيهِنَّ أَلَّا يُوطِئنَ فُرُشَكُم أَحَدًا تَكرَهُونَهُ ، فَإِن فَعَلنَ ذَلك فَاضرِبُوهُنَّ ضَربًا غَيرَ مُبَرِّحٍ ، وَلَهُنَّ عَلَيكُم رِزقُهُنَّ وَكِسوَتُهُنَّ بِالمَعرُوفِ
Bertaqwalah kepada Allah terkait hak istri-istri kalian. Kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allah, dan kalian halal berhubungan dengan mereka karena Allah halalkan melalui akad. Hak kalian yang menjadi kewajiban mereka, mereka tidak boleh memasukkan lelaki di rumah. Jika mereka melanggarnya, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Sementara mereka punya hak disediakan makanan dan pakaian dengan cara yang wajar, yang menjadi kewajiban kalian. (HR. Muslim 1218).
Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyah,
من حقّ الزّوج على زوجته ألاّ تأذن في بيته لأحد إلاّ بإذنه ، لما ورد عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه أنّ رسول اللّه صلى الله عليه وسلم قال : ( لَا يَحِلُّ لِلْمَرأَةِ أَن تَصُومَ وَزَوجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذنِهِ ، وَلَاْ تَأْذَن فِي بَيتِهِ إِلاّ بِإِذنِهِ ) رواه البخاري ( 4899 ) ومسلم ( 1026 ) .
Hak suami yang menjadi kewajiban istrinya, dia tidak boleh mengizinkan seorangpun masuk rumah, kecuali dengan izin suaminya. Berdasarkan hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak halal bagi wanita untuk puasa sunah, sementara suaminya ada di rumah, kecuali dengan izin suaminya. Dan istri tidak boleh mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari 4899 & Muslim 1026).
ونقل ابن حجر عن النّوويّ قوله : “في هذا الحديث إشارة إلى أنّه لا يُفتات على الزّوج بالإذن في بيته إلاّ بإذنه ، وهو محمول على ما لا تعلم رضا الزّوج به ، أمّا لو علمت رضا الزّوج بذلك فلا حرج عليها
Ibnu Hajar menukil keterangan dari an-Nawawi mengenai hadis ini,
Bahwa dalam hadis ini terdapat isyarat, bahwa istri tidak boleh memutuskan sendiri dalam memberi izin masuk rumah, kecuali dengan izin suami. Dan ini dipahami untuk kasus yang dia tidak tahu apakah suami ridha ataukah tidak. Namun jika dia yakin suami ridha dengan keputusannya, tidak menjadi masalah baginya. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 30/125).
Sebagai contoh, tamu yang tidak perlu izin dari suami, tamu dari kerabat suami atau kerabat istri. Mereka bisa dipersilahkan masuk, selama masih mahram dengan istri.
Untuk tamu asing,
Ketika datang tamu asing, bukan keluarga suami maupun istri, sementara suami tidak ada di rumah, istri tidak boleh mengizinkan masuk tamu itu.
Jika tamu menyampaikan salam, istri cukup menjawab salamnya dengan pelan dari dalam tanpa membukakan pintu.
Jika tamu menyadari  ada penghuni di dalam, dan dia minta izin masuk, cukup sampaikan bahwa suami tidak di rumah dan tidak boleh diizinkan masuk.
Semoga Allah menjaga keluarga kaum muslimin.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah)

Perceraian Dalam Islam

Perceraian Dalam Islam




Perceraian Dalam Islam
Pernikahan adalah sebuah ikatan suci antara 2 manusia yang disaksikan dan melibatkan banyak manusia bahkan membawa-bawa nama Tuhan.  Sebuah ikatan yang menjadikan sesuatu yang sebelumnya haram menjadi halal, yang sebelumnya keburukan berubah  menjadi kebaikan, yang sebelumnya tidak wajib sekarang bisa menjadi wajib. Hak dan kewajiban kedua pihak seketika berubah setelah adanya ikatan pernikahan (ijab-qabul) yang sudah diucapkan atas nama kepatuhan kepada Tuhan dan mengikut sunnah rasul. 

Oleh sebab itulah maka ikatan pernikahan harus diupayakan agar menjadi sesuatu yang langgeng sampai ajal menemui pihak yang ber-ijab qabul, salah satunya atau keduanya. Permasalahan dalam rumah tangga pasti akan ditemui oleh setiap pasangan, tidak ada pernikahan yang bebas dari masalah jika sudah berlangsung dalam waktu yang lama, termasuk keluarga Rasulullah SAW juga pernah menghadapi masalah rumah tangga yang serius dan harus dihadapi oleh beliau. Oleh sebab itulah saya selalu mengatakan bahwa keluarga samara (Sakinah, Mawaddah, Rahmah) bukanlah keluarga yang tanpa masalah tetapi keluarga samara adalah keluarga yang dapat menyelesaikan masalah. 

Perceraian memang merupakan hal bisa dibenarkan dalam hukum Islam, berbeda dengan hukum pada sebagian agama lain yang mengharamkan perceraian. Akan tetapi ini bukan berarti bahwa Islam menganggap sepele urusan cerai. Perceraian dalam Islam merupakan sesuatu yang mungkin dibenarkan tetapi paling dbenci oleh Tuhan, Allah SWT.  Perceraian merupakan solusi terakhir jika ikatan perkawinan sudah tidak dapat dipertahankan dengan berbagai solusi yang dimungkinkan oleh keadaan. 

Ada beberapa langkah solusi yang harus ditempuh sebelum suatu pasangan memutuskan untuk bercerai, antara lain adalah : saling menasehati dan mengingatkan tujuan perkawinan yang ditentukan sebelum dan saat menikah. Tujuan perkawinan bukan sekedar pembenaran hubungan seksual tetapi mengikut ajaran agama. 

Manakala nasehat sudah tidak bisa menyelsaikan masalah, maka “pisah ranjang” bisa menjadi langkah kedua sebelum perceraian, durasi “pisah ranjang” dibatasi dalam tempo 3 hari 3 malam. Saat keduanya berpisah ranjang mungkin keduanya akan merasa “kesepian” dengan tidak adanya pasangan, seraya mendekatkan diri kepada Allah SWT mengingat berbagai resiko jika harus bercerai. 

Perundingan dan perdamaian antara kedua pasangan dengan beberapa kesepakatan yang dimungkinkan dapat menjadi langkkah berikut sebelum memutuskan untuk bercerai. Sebagai bentuk edukasi Islam kepada suami yang telah menceraikan istrinya, maka Islam mewajibkan kepada mantan suami untuk tetap memberikan nafkah selama masa iddah. Masa Iddah juga berfungsi sebagai “grace periode” untuk mengambil keputusan yang lebih baik daripada keputusan cerai yang telah diambil sebelumnya, yaitu kesempatan untuk rujuk atau kembali kepada ikatan perkawinan yang semula. 

Semua langkah ini cukup menjadi saksi bahwa islam tidak menginginkan adanya perceraian harus dihindarkan semaksimal mungkin.  Semoga Allah SWT menjadikan keluarga kita sebagai keluarga yang penuh berkah, sakinah mawaddah dan rahmah, mampu menghadapi semua masalah dan mendapatkan solusi terbaik menurut Allah SWT guna mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Amin. (HM.Sofwan Jauhari Lc, M.Ag)

Bolehkan Anak Bersujud Kepada Orang tuanya?

Bolehkan Anak Bersujud Kepada Orang tuanya?



Bolehkan Anak Bersujud Kepada Orang Tuanya?

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya seorang anak yang bersujud kepada orang tua, atau istri yang bersujud kepada suami?  Bolehkan  seseorang  bersujud kepada mahkluk?
Jawaban:
Islam mewajibkan setiap orang untuk menghormati kedua orang tuanya, walau berbeda agama. Menghormati, memuliakan dan berbuat baik kepada orang tua adalah kewajiban. Lebih dari itu, apabila orang tua sudah lanjut usia maka anak laki-laki wajib memberikan nafkah kepada orang tua sebagaimana orang tuanya telah memberikan nafkah kepadanya di waktu kecil.
Taat kepada suami juga merupakan kewajiban istri. Seorang istri tidak akan dianggap sempurna dalam memenuhi kewajibannya kepada Tuhan, jika belum  memenuhi kewajiban terhadap suami. Tentu saja selama apa yang diperintahkan suami adalah tidak bertentangan dengan hukum agama.
Cara menghormati kedua orang tua dan suami bukan dengan cara bersujud. Dalam Islam sujud merupakan ibadah khusus yang hanya boleh dilakukan seorang makhluk kepada Sang Khaliq. Dengan demikian maka tidak dibenarkan seorang anak bersujud kepada orang tua, atau seorang istri bersujud kepada suami.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : Tidak selayaknya seorang manusia bersujud kepada manusia, sekiranya seseorang layak bersujud kepada manusia lain, niscaya akan aku perintahkan kaum wanita untuk bersujud kepada suaminya, karena Allah SWT telah menjadikan hak-hak suami  atas (kewajiban) istrinya sebagai sesuatu yang agung. ( Hadits Sahih. Riwayat Ibnu Hibban dalam Kitab Sahih Ibnu Hibban hadits  No 4162) (HM. Sofwan Jauhari Lc, M. Ag).

Bagi Anda yang memiliki pertanyaan seputar Syariah, silakan mengirimkan pertanyaan Anda melalui sms ke no. 0856 9327 2255, pertanyaan Anda akan dijawab oleh HM. Sofwan Jauhari Lc, M. Ag., seorang dosen dan Pembantu Ketua (Puket) Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Al-Hikmah. Meraih gelar S1 Syariah dari Universitas Imam Muhammad, Riyadh, kemudian mendapatkan gelar Master dalam bidang Ekonomi Islam dari Universitas Muhammadiyah, Jakarta. Saat ini sedang menempuh PhD di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan tercatat sebagai anggota Dewan Syariah Nasional (DSN MUI).\

---= SILAHKAN DI SHARE JIKA BERMANFAAT =---

9 CIRI CIRI WANITA PEMBAWA REZEKI

9 Ciri-Ciri Wanita Yang Akan Membawa Rezeki Buat Suaminya.

Jika ingin menyempurnakan agama dan memperoleh rezeki yang banyak menikahlah. 

Selama pernikahan bahagiakan istri karena membahagiakan isteri bisa melancarkan rezeki. Jangan sakiti hatinya karena suami yang menyakiti hati isteri disempitkan rezekinya oleh Sang Pemberi Rezeki. Jika terjadi masalah, selesaikan dengan cara yang ma'ruf. Perceraian adalah alternatif terakhir yang ditempuh, karena perceraian meskipun halal tapi dibenci oleh Allah.

Sebelum menikah penting bagi setiap laki-laki untuk mengenali wanita yang akan diperistrinya. Karena wanita inilah yang akan menjadi pendamping hidup dan ibu dari anak-anaknya kelak. Berikut ini ciri-ciri wanita yang akan membawa rezeki buat suaminya.

# 1. Wanita yang taat pada Allah dan rasulNya.

Ada empat faktor yang menjadi pertimbangan sebelum menikahi seorang wanita, yaitu karena (1) kecantikannya, (2) keturunannya, (3) hartanya dan (4) agamanya. Kita diperintahkan untuk memilih wanita karena faktor agamanya, beruntung sekali jika bisa mendapatkan keempatnya. Wanita yang taat pada Allah dan Rasulnya akan membawa rumah tangga menuju surga, menuju ketentraman. Rumah tangga yang tentram, nyaman, bahagia adalah rezeki yang sangat berharga. Rumah tangga yang dinahkodai suami yang saleh didampingi istri yang salehah akan menjadikan rumah tangga itu berberkah, menghasilkan anak-anak yang saleh / salehah, mendapatkan ridha dan rahmat Allah.

# 2. Wanita yang taat pada suaminya.

Jika aku boleh menyuruh seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan menyuruh seorang isteri untuk sujud kepada suaminya (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Sepanjang perintah suami tidak bertentangan dengan agama, maka isteri wajib mentaatinya. Ketaatan seorang isteri pada suaminya akan membuat hati suami tenang dan damai dan bisa menjalankan kewajibannya mencari rezeki yang halal untuk keluarga. Akan halnya wanita yang berkarier di luar rumah bisa tetap bekerja sepanjang suaminya mengizinkan dan kewajibannya untuk menjaga diri dengan baik di tempat kerja.
"Laki-laki adalah pemimpin atas wanita karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka wanita-wanita yang saleh adalah yang taat lagi memelihara diri di belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya". (Q.S. An Nisa : 34).

# 3. Wanita yang melayani suaminya dengan baik.

Tugas utama isteri adalah menjalankan tugas rumah tangga dengan sebaik-baiknya, melayani suami dengan baik serta mendidik anak-anaknya. Isteri yang baik berusaha melayani suaminya dengan baik seperti menyiapkan makanannya, menyiapkan keperluannya, memenuhi kebutuhan biologisnya, menjaga perasaan suaminya jangan sampai suaminya terluka karena sikapnya. Wanita yang demikian akan menjadi kesayangan suaminya dan bisa menjadi partner yang baik dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah dan menarik hal-hal postif dalam rumah tangganya, termasuk rezeki bagi suaminya.

# 4. Wanita yang berhias hanya untuk suaminya.

"Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wnita salehah" (H.R. Muslim). Adalah sifat wanita yang suka bersolek dan berhias, tapi wanita yang saleh hanya berhias dan menampakkan perhiasan untuk suaminya. Wanita yang jika dipandang suaminya selalu menyenangkan dan tahu bagaimana menyenangkan suaminya. Wanita yang bahkan malaikat pun mendoakannya akan memudahkan rezeki datang padanya.

# 5. Jika ditinggal menjaga kehormatan dan harta suami.

Saat suami keluar mencari nafkah, isteri yang ditinggalkan di rumah harus menjaga kehormatannya, menjaga dirinya dari tamu yang tidak pantas, membatasi keluar rumah jika tidak terlalu penting. Harta suami yang dititipkan padanya dipergunakan pada hal-hal yang bermanfaat dengan seizin suaminya. Wanita seperti ini memudahkan rezeki masuk ke dalam rumahnya sebagai upah dari ketaatannya kepada Allah dan kesetiaan pada suaminya.

# 6. Wanita yang senantiasa meminta ridha suami atasnya.

Wanita ini tahu bagaimana menyenangkan hati suaminya. Menjaga sikap dan perilaku agar tidak menyinggung dan melukai perasaan suaminya. Dia selalu berusaha agar suaminya tidak marah padanya. Dia tidak akan pergi tidur dalam keadaan marah atau meninggalkan suaminya dalam keadaan marah sampai memperoleh maafnya. Mengajak suaminya bercanda untuk menceriakan perkawinannya. Berusaha mendidik anak-anaknya dengan baik. Menjaga rahasia perkawinan dari orang lain. " Maukah kalian kuberitahu isteri-isteri yang menjadi penghuni surga yaitu isteri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya, dimana jika suaminya marah dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata " Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha" (H.R.An Nasai). Isteri seperti ini adalah isteri yang dimudahkan rezekinya melalui tangan suaminya karena amalan dan kesetiaan pada suaminya,

# 7. Wanita yang menerima pemberian suami dengan ikhlas.

Wanita yang tidak pernah mengeluh berapapun rezeki yang dibawa pulang suaminya. Selalu ikhlas menerima dan menghargai apapun yang diberikan suami kepadanya. Banyak disyukuri sedikit pun diterima dengan ikhlas. Wanita seperti ini adalah wanita yang mensyukuri rezekinya. Allah sudah menjanjikan bahwa jika kita bersyukur Dia akan menambah rezeki kita. Wanita yang bersyukur dan ikhlas rezekinya senantiasa bertambah baik kuantitas maupun keberkahannya yang akan diberi Allah langsung padanya ataupun memlalui suaminya.

# 8. Wanita yang bisa menjadi partner meraih ridha Allah.

Wanita yang menjadikan rumah tangganya sebagai ibadah, pengabdiannya kepada Allah. Bisa menjadi teman diskusi yang berimbang bagi suami. Bisa melakukan koreksi dan menyampaikan dengan lembut kepada suaminya. Mendengarkan nasihat dan kata-kata suaminya dengan penuh perhatian. Sebelum melaksanakan ibadah sunat seperti puasa sunat meminta izin kepada suaminya dan tidak melaksanakan jika tidak diizinkan. Bisa menjadi pendorong dan motivator suami untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Itulah mengapa ada kalimat " dibalik pria yang sukses ada wanita hebat di belakangnya". Karena wanita seperti ini adalah rezeki utama suaminya. (Baca : Apa Saja 3 rezeki utama para lelaki)

# 9. Wanita yang tak pernah putus doa untuk suaminya.

Wanita yang bersyukur adalah wanita yang menerima semua kehendak /takdir Allah padanya tapi tetap berusaha melakukan yang terbaik termasuk dengan mendoakan suami dan anak-anaknya agar sukses dunia akhirat. Wanita ini tidak pernah putus doa, tapi menjadikannya sebagai rutinitas harian, penghias bibir setelah shalat. Wanita ini tahu bahwa rezeki suaminya akan ditambah dan diberkahi jika dirinya senantiasa melibatkan Allah pada langkah suaminya melalui doa-doa yang dipanjatkannya setiap hari. (Baca : Doa Istri agar rezeki suami lancar).

Itulah 9 ciri-ciri wanita atau isteri yang akan membawa rezeki bagi suaminya. Betapa beruntungnya seorang laki-laki jika bisa mendapatkan isteri dengan ciri-ciri seperti di atas. Jika pun isteri belum memiliki ciri-ciri seperti di atas adalah tugas suami untuk mendidik isterinya, karena isteri adalah tanggung jawab suaminya dan dia akan ditanya di akhirat tentang hal itu.

===
Share jika bermanfaat
===

Lazada Indonesia
toko buku islam
 
Support : Creating Website | Aldhiya Computer | Islam dan Wanita
Copyright © 2011. Islam dan Wanita - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Aldhiya Computer
Proudly powered by Blogger