Mahkluk Ciptaan Allah Menurut Alquran
Alam
semesta demikian besamya. Siapakah yang menghuni? Apakah hanya manusia
saja. Ataukah ada makhluk lain. Sampai sekarang ilmu Astrobiologi
belum menemukan data-data yang signifikan. Semuanya, baru pada tingkat
dugaan dan asumsi-asumsi. Karena itu, agaknya kita belum bisa bersandar
pada data data empirik untuk membahas tentang penghuni alam semesta
ini. Meskipun, baru baru ini NASA telah memperoleh data adanya air di
Mars lewat pesawat tidak berawaknya. Akan tetapi semua itu masih jauh
dari memadai untuk mengatakan di sana ada kehidupan.
Untuk
itu, akan lebih baik jika kita mendasarkan pembahasan kita pada
informasi dari Al Quran. Di dalam Al Quran, makhluk ciptaan Allah
disebut hanya ada 6 macam, yang 3 berakal, dan 3 lainnya tidak yaitu :
malaikat, jin, manusia, binatang, tanaman, dan benda mati.
Makhluk Pertama : Malaikat
Malaikat
adalah makhluk yang diciptakan Allah khusus untuk 'membantu' Allah
mengurus alam semesta ciptaanNya. Bukan berarti Allah 'kewalahan' dalam
mengurus alam semesta ini dan kemudian butuh bantuan malaikat. Allah
berfirman bahwa Dia selalu dalam kesibukan mengurusi alam semesta.
QS. Ar Rahman (55) : 29
“Semua yang ada di langit dan di Bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.”
Pada
hakikatnya, yang sibuk mengurusi alam semesta adalah Allah semata.
Karena, toh malaikat adalah ciptaan Allah. Akan tetapi Allah membuat
sebuah mekanisnne yang memang melibatkan malaikat dalam interaksiNya
dengan makhluk-makhluk yang lain terutama manusia hal ini, misalnya,
terlihat dari firmanNya berikut ini.
QS Asy Syuraa (42) : 51
“Dan
tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan
mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi
Maha Bijaksana.
Bukan karena Allah tidak mampu
berkomunikasi dengan makhluk ciptaanNya, justru sebaliknya, badan
manusia terlalu ringkih untuk bisa berkomunikasi dengan Allah.
Jangankan 'berhadapan' dengan Allah, berdekatan dengan Matahari saja
badan manusia pasti hancur. Demikian pula pancaindera kita, terlalu
lemah untuk untuk bisa berkomunikasi dengan Dzat Yang Maha Agung itu.
Maka, ada mekanisme tertentu untuk bisa berkomunikasi denganNya. Nah,
di antaranya adalah dengan melewati malaikat.
Malaikat
adalah makhluk Allah yang badannya terbuat dari cahaya. Badan cahaya
itu lantas diberi Ruh oleh Allah. Maka jadilah makhluk malaikat.
Karena
badannya terbuat dari cahaya, maka badan malaikat itu memiliki
berbagai keunggulan, jauh di atas manusia atau makhluk Al lah lainnya.
Bobotnya sangat ringan. Karena itu kecepatannya sangat tinggi. Bahkan
tertinggi di alam semesta.
Kecepatan cahaya adalah
300.000 km per detik. Karena itu, malaikat juga bisa bergerak dengan
kecepatan yang sangat tinggi itu. Jika mau, malaikat bisa bergerak
mengelilingi Bumi sebanyak 8 kali hanya dalam waktu 1 detik.
Dengan
kecepatan setinggi itu, malaikat lantas memiliki berbagai kelebihan.
Di antaranya, malaikat memiliki waktu yang sangat panjang dibandingkan
dengan waktu manusia. Terjadilah relatifitas waktu, sebagaimana
diinformasikan Allah dalam ayat berikut ini.
QS Al Ma’arij (70) : 4
“Naik malaikat dan ruh kepadaNya dalam waktu sehari yang kadarnya 50.000 tahun.”
Secara
eksplisit Allah menginformasikan kepada kita bahwa sehari bagi
malaikat adalah seperti 50.000 tahun bagi manusia. Kenapa bisa
demikian? Karena malaikat memiliki kecepatan yang sangat tinggi. Ilmu
Fisika Modern menjelaskan, bahwa bagi makhluk yang bergerak dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya, maka waktu akan bergerak lamban
baginya.
Malaikat sebagai utusanNya diberi kecepatan yang
tertinggi di alam semesta agar bisa menyelesaikan berbagai tugasnya
dengan mudah. Dengan demikian, tugas yang sangat beragam itu bisa,
diselesakan dengan baik. Termasuk mendampingi orang-orang yang beriman
dalam menghadapi berbagai persoalannya.
Kecepatan
malaikat yang demikian tinggi itu bukan hanya berpengaruh pada cepatnya
gerakan saja, melainkan juga berpengaruh pada panjang pendeknya waktu,
sehingga terjadilah relatifitas waktu.
QS. Fushilat (41) : 30
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan : Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(sambil mengatakan) : janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan Surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu."
Berbagai kelebihan tersebut membawa
konsekuensi yang luas pada hubungan kita dengan malaikat. Misalnya,
jika malaikat mau mengurus kita, katakanlah mencatat perbuatan manusia,
mereka hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat Anggaplah malaikat
sedang mengamati perbuatan kita selama beberapa menit. Sebenamya waktu
manusia sudah berjalan bertahun tahun.
Sehingga
peradaban manusia modern yang diperkirakan berusia 50.000 tahun sejak
penciptaan Adam itu, bagi malaikat baru terjadi sehari yang lalu, alias
kemarin. Atau, katakanlah usia alam semesta yang diperkirakan 12
miliar tahun ini, bagi malaikat baru berusia 240.000 hari alias sekitar
660 tahun saja.
Maka jangan heran jika di Al Qur’an
terdapat banyak informasi tentang relatifitas waktu itu. Misalnya Allah
mengatakan bahwa sehari pada hari kiamat memiliki kadar 1000 tahun,
seperti firman berikut ini.
QS Al Hajj (22) : 47
“Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah
sekali. kali tidak akan menyalahi janji Nya Sesungguhnya sehari di sisi
Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Contoh
yang lain, ada manusia yang pada hari kiamat itu ditanya oleh Allah
tentang lamanya dia tinggal di Bumi. Mereka mengatakan bahwa mereka
tinggal di Bumi itu hanya sekitar satu hari saja. Akan tetapi, orang
yang lain ada yang menjawabnya 10 hari.
QS. Thahaa (20) : 103 - 104
"Mereka berbisik bisik di antara mereka : kami tidak berdiam (di dunia) melainkan hanya sepuluh (hari)"
"Kami
lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang
paling lurus jalannya di antara mereka kamu tidak berdiam (di dunia)
melainkan hanya sehari saja.
Dengan adanya relatifitas
waktu tersebut, maka kita bisa memahami firman Allah yang mengatakan
bahwa kiamat sudah dekat. Sudah kelihatan tanda-tandanya. Akan tetapi,
sampai sekarang belum juga terjadi. Padahal sejak zaman nabi Muhammad
sampai sekarang, waktu manusia sudah berjalan hampir 1500 tahun.
Di'sisi',
Allah waktu berjalan sangat lambat. (Tetapi Allah tidak terikat
dimensi waktu. Justru 'waktu' yang berada di dalam Allah). Karena itu,
meskipun waktu alam semesta di mata manusia sudah berjalan sekitar 12
miliar tahun, Allah mengatakan bahwa proses penciptaan alam semesta ini
di sisi Allah hanya butuh waktu 6 hari! Jadi setiap tahap penciptaan
alam semesta hanya butuh waktu penciptaan Masing-masing 1 hari saja.
Dan sampai sekarang proses tersebut belum berhenti.
Kembali
kepada malaikat. Malaikat adalah makhluk cahaya yang didesain memiliki
berbagai kelebihan oleh Allah. Mereka bisa bergerak ke mana saja di
alam semesta ini, sebagaimana digambarkan dalam QS Al Ma'arij : 4
tersebut di atas. Perjalanan malaikat dari Bumi menuju langit,
misalnya, digambarkan hanya ditempuhnya dalam waktu sehari saja.
Padahal manusia menempuhnya dalam waktu 50.000 tahun.
Bahkan
bukan hanya perjalanan fisik di langit dunia, tetapi malaikat juga
memiliki kelebihan untuk bisa menembus dimensi dimensi langit pertama
sampai dengan langit ke tujuh. Malaikat adalah makhluk dari langit
ketujuh, yang berdimensi 9
Tugas malaikat beragam. Mulai
dari menyampaikan wahyu kepada para nabi, 'mencatat' perbuatan manusia,
menyampaikan rezeki, sampai kepada penjaga Surga dan Neraka. Semua itu
dilakukan malaikat persis sesuai perintah Allah. Malaikat tidak pernah
membangkang terhadap perintah Allah. Setiap saat mereka selalu
bertasbih memuji kebesaran Allah.
QS. Al Anbiyaa' : 19 - 20
"Dan
kepunyaanNyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat
malaikat yang di sisiNya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
menyembahNya, dan tiada merasa letih.
"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. "
QS. Faathir : 1
"Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan Bumi yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan yang bersayap dua-dua, tiga-tiga, empat empat.
Allah menambah apa yang Dia kehendaki tentang ciptaanNya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Makhluk Kedua : Jin
Jin
adalah makhluk Allah yang diciptakan sesudah malaikat. Jika malaikat
berbadan cahaya, maka badan Jin dibuat Allah dari nyala api yang sangat
panas, lantas ditiupkan RuhNya.
QS. Al Hijr (15) : 27
“Dan jin Kami ciptakan sebelum (Adam) darid api yang sangat panas”
(Jika
ingin memahami kehidupan jin lebih jauh bacalah Surat Jin (72) : 1 -
28. Di sana Allah menggambarkan tentang kehidupan masyarakat jin.)
Dengan
kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas. la.memiliki
kualitas dan tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan malaikat.
Badan malaikat sangat ringan, sehingga bisa melesat dengan kecepatan
yang sangat tinggi, tetapi jin memiliki badan yang lebih berat dan
lebih lamban.
Namun karena dia berbadan gelombang panas.,
maka tetap memiliki berbagai kelebihan. Di antaranya, dia bisa
merambat di berbagai jenis benda. Atau juga bisa melentur menembus
benda. Jin memiliki kecepatan yang 10 kali kecepatan manusia, tetapi
jauh di bawah kecepatan malaikat.
Dan yang paling
membedakan antara jin dan malaikat adalah dimensinya. Malaikat adalah
makhluk berdimensi 9 yang hidup di langit ke tujuh, sedangkan jin
adalah makhluk berdimensi 4 yang hidup di langit kedua. Malaikat bisa
masuk menjelajah alam jin, tetapi sebaliknya jin tidak bisa memasuki
dunia malaikat. Karena itu, Al Qur'an menggambarkan, kadang kadang jin
mencoba mengintip dan mencuri dengar informasi dari alam malaikat,
sebagaimana ayat berikut ini.
QS Ash Shaaffaat (37) : 10
akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
Berbeda
dengan malaikat yang selalu taat, jin diciptakan untuk bisa
membangkang terhadap perintah Allah. Mereka adalah makhluk yang
nantinya akan dimintai pertanggungjawaban sebagai hamba Allah. Maka jin
ada yang jahat dan ada yang baik. Ada yang kafir dan ada salih. Ada
yang masuk Surga dan ada yang masuk Neraka. Jin yang jahat disebut
setan. Dan kakek buyut dari setan adalah Iblis.
QS Al Kahfi (18) : 50
Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu
kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari
golongan jin, maka Jin mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu
mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada
Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai
pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.
Bangsa jin
diciptakan lebih dulu dibandingkan manusia. Ada yang mengatakan
sekitar 5.000 tahun sebelum manusia. Karena itu, ketika manusia
diciptakan oleh Allah, bangsa Jin sudah demikian maju dalam
peradabannya. Mereka memang memiliki peradaban seperti manusia. Mereka
hidup bersosial politik., Mereka juga hidup berkeluarga. Mereka pun
memilki agama-agama. Dan seterusnya.
Maka, ketika manusia
pertama diciptakan oleh Allah, banyak kalangan di bangsa jin yang
cemburu. Di antaranya yang paling vokal adalah Iblis. Dia menentang
kehendak Allah, hanya dikarenakan cembuni kepada Adam yang dipilih
sebagai khalifah di muka Bumi.
Iblis merasa dirinya lebih
hebat dibandingkan Adam. Dia lebih dulu diciptakan. Dia juga bisa
melihat manusia. dari alam yang tidak bisa dilihat manusia. Mereka juga
diciptakan dari gelombang panas yang memiliki berbagai kelebihan
dibandingkan badan manusia yang terbuat dari unsur-unsur tanah.
Pokoknya,
Iblis merasa lebih super dibandingkan manusia, kenapa dia disuruh
untuk tunduk kepada manusia. Dia memberontak. Maka sejak itulah lblis
memilih peran antagonis terhadap manusia. lblis lantas memiliki
berbagai keturunan dan pengikut setia yang disebut golongan setan.
Pekerjaannya mengganggu manusia. agar tidak patuh kepada Allah. Agar
mereka kafir terhadap Allah, sebagaimana lblis dan pengikut-pengikutnya
Maka
Allah mengingatkan kepada manusia agar berhati-hati kepada Iblis dan
pengikutnya. Dan agar manusia selalu berserah diri kepada Allah sepenuh
ikhlas, supaya tidak bisa diganggu oleh setan.
QS. Al Hijr (15) : 39 - 40
"Iblis
berkata: ‘Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (Perbuatan
ma'siat) di muka Bumi, dan pasti aku akan menyesatkan Mereka semuanya."
“kecuali hamba-hamba.Engkau yang mukhlis di antara mereka.”
Kecemburuan
bangsa jin, khususnya setan semakin menjadi-jadi karena anak turun
Adam dipilih sebagai khalifah di muka Bumi. Buktinya, Allah menunjuk
para rasul dari bangsa manusia. Tidak pernah ada rasul dan nabi dari
bangsa Jin. Justru bangsa jin harus belajar kepada bangsa manusia,
dalam hal agama.
QS. Al jin (72) : 19
“Dan
bahwasannya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah Nya
(mengerjakan ibadat), hampir saja jin jin itu desak mendesak
mengerumuninya.”
Tapi, dari segi fitrahnya memang tidak
logis, kalau bangsa jin yang dijadikan rasul, dan kemudian manusia
harus belajar ke bangsa jin. Bagaimana itu bisa dilakukan? Bukankah
manusia tidak bisa melihat jin ? Tentu, dari sisi ini saja, sudah
logislah kalau jin yang 'ngalah' belajar kepada manusia. Toh,"kemuliaan
di sisi Allah tidak ditentukan oleh kelebihan yang bersifat fisik,
melainkan oleh ketakwaan dan ketaatannya kepada Allah. Sehingga, boleh
jadi jin jauh lebih mulia daripada manusia, jika manusianya jahat,
sedangkan jinnya saleh. Sebaliknya, manusia lebih mulia. daripada jin,
jika manusianya saleh dan jinnya jahat.
Namun sebagai
makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih, Iblis yang juga jin itu,
memilih peran antagonis. Ya, begitulah rupanya yang harus terjadi.
Kalau tidak demikian, kehidupan ini barangkali menjadi 'tidak seru'.
Namun secara umum Allah menugasi jin untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana Dia firmankan berikut.
QS Adz Dzariyat (51) : 56
"dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah."
Dan Ailah 'mengancam' mereka yang kafir dengan Neraka.
QS. Al Hijr (15) : 43
"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut pengikut syaitan) semuanya.
Makhluk Ketiga : Manusia
Sebagaimana
jin, manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepadaNya. Manusia
memiliki kebebasan untuk memilih peran dalam drama kehidupan ini :
apakah ingin menjadi penjahat (setan) ataukah ingin jadi orang baik.
Badan
manusia terbuat dari unsur-unsur yang terdapat dalam tanah,
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Secara umum badan
manusia terbuat dari zat-zat biokimiawi. Karena bersifat material, maka
badan manusia paling berat di antara makhluk Allah yang bernama
malaikat dan jin. Kedua makhluk yang disebut terakhir itu badannya
terbuat dari gelombang elektromagnetik, yang bersifat energial.
Sedangkan manusia material.
Maka manusia hidup di langit
yang paling rendah, yaitu langit pertama. Jin hidup di langit yang
lebih tinggi, yaitu langit kedua. Sedangkan malaikat hidup di langit
yang paling tinggi, yaitu langit ke tujuh. Selain itu, langit ketiga
sampai dengan langit ke enam juga ditempati oleh arwah manusia yang
sudah meninggal. Mereka menunggu terjadinya hari kiamat, untuk
dibangkitkan dan hidup kembali menempati badan wadagnya.
Di langit pertama inilah manusia hidup di atas permukaan planet Bumi. Langit pertama ini juga disebut sebagai langit Dunia.
QS. Shaaffaat ( 37 ) : 6
“Sesungguhrrya Kami telah menghiasi langit dunia ini dengan hiasan bintang bintang”
Jadi,
langit yang berisi bintang-bintang itu adalah Langit Dunia alias
Langit Pertama. Padahal, Allah menciptakan langit ini tujuh lapis. Jadi
dimanakah letak langit kedua sampai ke tujuh? Hal ini akan saya
sampaikan di lain kesempatan
QS. Thalaaq (65) : 12
“AIlah lah yang telah menciptakan tujuh jangit, dan Bumi pun seperti itu pula.”
Badan
manusia, oleh Allah, 'diikat' di langit dunia. dengan mengunakan
dimensi 3. Sedangkan, jin 'dipenjara' Allah di langit kedua yang
berdimensi 4. Dan malaikat dibebaskan Allah di langit ke tujuh, dengan
berdimensi 9.
Selama hidupnya manusia akan terikat di
langit dunia yang berdimensi 3. Mereka hidup dan mati, serta
dibangkitkan lagi di permukaan Bumi, setelah terjadinya kiamat kecil :
yaitu hancurnya Bumi dan seluruh kehidupan di dalamnya.
Makhluk Ke 4 & ke 5 : Tumbuhan dan Binatang
Ketiga
makhluk yang kita bahas terdahulu adalah makhluk hidup yang berakal.
Sedangkan yang ke 4 dan ke 5 ini adalah makhluk hidup yang tidak
berakal. Perbedaan yang mendasar itu menjadikan fungsi kedua kelompok
tersebut sangat jauh berbeda.
Allah tidak 'membebani'
Binatang dan Tumbuhan dengan agama. Mereka tidak memiliki pilihan dalam
hidupnya. Satu-satunya pilihan adalah taat kepada Allah. Mereka tidak
bisa memberontak sebagaimana manusia dan jin yang punya akal dan nafsu.
Tetapi
bukan berarti mereka tidak beribadah. Allah berulang kali menjelaskan
di dalam Al Qur’an, bahwa langit, Bumi dan segala isinya bertasbih
kepada Allah termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan.
QS An Nuur (24) : 41
“Tidakkah
kamu tahu bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit
dan di Bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Sebagaimana
manusia, badan binatang dan tumbuhan terbuat dari bahan biokimiawi
yang berasal dari tanah. Maka, seperti manusia, pula, badan mereka
'terikat' di langit dunia. Karena memang, mereka diciptakan untuk
melayani manusia. Mereka bukan subyek dalam drama kehidupan manusia.
Mereka adalah obyek alias 'pelengkap penderita', sebagaimana telah
dibahas di depan.
Tumbuhan dan binatang diciptakan Allah
terlebih dahulu sebelum manusia dan jin. Tumbuhan dan binatang adalah
perintis 'kemakmuran bumi'. Tumbuhan dibutuhkan untuk membangun
mekanisme pembentukan oksigen yang menjadi syarat terjadinya kehidupan
manusia. Lewat tumbuhan, Allah menyerap C02 dari udara dan berbagai zat
di dalam tanah, untuk kemudian menghasilkan oksigen, sebagai hasil
fotosintesis.
Ketika kadar oksigen di dalam atmosfer
sudah memungkinkan, maka diciptakanlah binatang. Berbagai jenis
binatang dan tumbuhan diciptakan secara simultan, dengan dimulai dari
perairan.
QS Al Anbiyaa’ (21) : 30
"Dari air (Allah memulai) setiap yang hidup"
QS An Nuur (24) : 45
"Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan
dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.
Allah menciptakan apa yang dikehendaki Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu."
Dari perairan itu lantas Allah
memindahkan kehidupan menuju daratan. Di antaranya ada yang berjalan
dengan perutnya, misalnya ular dan berbagai jenis reptilia. Ada juga
berjalan dengan dua kaki seperti unggas-unggasan. Atau ada juga yang
dengan empat kaki, seperti jenis mamalia. Dan lain sebagainya.
Permulaan
kehidupan di muka Bumi itu diperkirakan baru muncul jutaan tahun yang
lalu. Padahal Bumi ini sudah berusia sekitar 5 miliar tahun. Selama
miliaran tahun, Allah mempersiapkan kondisi Bumi. Mulai dari saat ia
masih sangat panas, bagian dari nebula yang berpusar. Secara
berangsur-angsur Bumi mulai mendingin dan memadat, siap untuk dihuni
makhluk hidup.
Namun demikian, meskipun miliaran tahun dalam waktu manusia, Allah mengatakan itu hanyalah 2 hari di sisiNya.
QS. Fushilat (41) : 9
“Katakanlah:
Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan Bumi dalam
dua hari dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi Nya? (Yang bersifat)
demikian itulah Tuhan semesta alam.”
Dan setelah semua
fasilitas untuk kehidupan manusia tercukupi, maka Allah menciptakan ras
manusia modern sekitar 50.000 tahun yang lalu. Jadi, relatif masih
belum lama. Di era itulah diperkirakan Adam diciptakan Allah sebagai
manusia pertama. Hingga, kini manusia di muka Bumi telah berjumlah
lebih dari 5 miliar orang.
Makhluk yang ke 6 : Benda Mati
Untuk
kelengkapan hidup manusia, Allah menciptakan segala macam benda di
permukaan Bumi. Semuanya diperuntukkan manusia. Mulai dari berbagai
macam tambang di dalam perut Bumi, bebatuan, gunung gunung, lautan,
atmosfer, angin, hujan, petir, dan lain sebagainya.
Manusia
sebagai khalifah di muka Bumi tidak perlu menciptakan kebutuhannya
sendiri. Semua sudah disiapkan oleh Allah. Manusia tinggal mencari dan
memproses sesuai dengan yang diinginkan. Itulah yang dikatakan Allah
dalam ayat berikut ini.
QS. Huud (11) : 6
"Dan tidak ada
suatu binatang melatapun di Bumi melainkan Allah lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh)."
Allah meletakkan dasar keseimbangan di dalam
segala ciptaanNya. Selama manusia mengelola Bumi dengan keseimbangan
maka kehidupan manusia akan tercukupi sampai kapan pun. Akan tetapi
jika dikelola dengan serampangan apalagi penuh keserakahan, maka Bumi
ini pun akan mengalami kerusakan. Bahkan kehancurannya.
QS Ruum : 41
"Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena Perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dar
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Bahkan
di ayat lain Allah mengatakan, kalau manusia sudah mempertuhankan hawa
nafsunya, maka rusaklah langit dan Bumi beserta segala isinya.
QS. Al Mu’Minuun : 71
“Andaikata
kebenaran itu menurut hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan
Bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah
mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling
dari kebanggan itu.”
Kemampuan manusia dalam
mengendalikan hawa nafsunya menjadi faktor yang sangat menentukan dalam
keberhasilan hidup, seorang manusia. Karena itu, Rasulullah mengatakan
bahwa belum Islam seseorang sampai ia bisa menundukkan hawa nafsunya.
Post a Comment
Silahkan komen atau saran dengan kebaikan budi serta keelokan bahasa, trimakasih.